Hallo guys! Beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia menghadirkan banyak sekali adat istiadat yang bisa dilakukan untuk menggelar acara pernikahan. Rangkaian acara pernikahan yang digelar menggunakan adat suatu daerah akan selalu menarik perhatian, tidak terkecuali dengan adat Batak. Pernikahan menggunakan adat Batak dikenal dengan prosesnya yang cukup panjang. Memangnya bagaimana sih rangkaian pernikahan menggunakan adat Batak?
Setidaknya ada 13 rangkaian yang harus dilakukan untuk menggelar pernikahan menggunakan adat Batak. Perlu kamu ketahui, ada beberapa etnis Suku Batak yang biasa untuk menggelar acara pernikahan, seperti Toba, Angkola, dan Simalungun. Dari setiap etnis Batak ini prosesi adat dan jenis pernikahannya hampir sama. Jika ada perbedaan mungkin dari penamaan atau istilahnya saja.
Untuk kamu yang ingin menggelar acara pernikahan dengan adat Batak, berikut proses rangkaian acaranya.
Mangaririt
Tahapan pertama dari rangkaian acara pernikahan menggunakan adat Batak yaitu mangaririt. Mangaririt merupakan tahapan memilih gadis yang akan dipilih menjadi istri yang sesuai dengan kriteria dari laki-laki atau keluarganya. Biasanya proses ini dilalui oleh laki-laki yang sering merantau, sehingga calon laki-laki tersebut tidak sempat untuk mencari pasangannya sendiri.
Mangalehon Tanda
Arti dari mangalehon tanda apabila laki-laki sudah menemukan perempuan untuk dijadikan calon istri, kemudian keduanya harus saling memberikan tanda. Umumnya, tanda yang diberikan oleh calon laki-laki yaitu memberikan uang atau cincin kepada perempuan tersebut, sedangkan calon perempuan memberikan kain sarung kepada laki-laki. Dengan begitu calon pasangan tersebut sudah terikat satu sama lain.
Marhusip
Jika diterjemahkan, marhusip ini berarti berbisik. Istilah kata marhusip ini bisa dikatakan juga sebagai lamaran, atau pembicaraan antara dua pihak keluarga tanpa harus diketahui oleh orang lain. Pembicaraan tersebut sifatnya tertutup untuk mengantisipasi jika ada kegagalan pada tahapan ini.
Pihak laki-laki akan datang ke rumah pihak perempuan dengan membawa makanan berupa kue dan buah-buahan. Pada proses ini membicarakan segala sesuatu mengenai rencana pernikahan.
Marhata Sinamot
Marhata Sinamot merupakan proses yang membicarakan mengenai berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang akan disembelih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan yang akan disebarkan, dan di mana pelaksanaan pernikahan tersebut.
Pada tahapan ini juga bisa dianggap sebagai perkenalan resmi antara kedua orang tua dari masing-masing calon mempelai pengantin. Mas kawin yang diserahkan pihak laki-laki pun berupa uang sesuai jumlah mas kawin tersebut yang sudah ditentukan melalui proses tawar-menawar.
Martumpol
Bagi orang Batak, martumpol disebut juga sebagai acara pertunangan, namun secara harfiah martumpol berarti acara kedua pengantin dihadapan para pengurus jemaat gereja yang diikat dalam janji untuk melangsungkan acara pernikahan.
Pada upacara adat ini harus diikuti oleh kedua orang tua dari calon pengantin, keluarga, beserta para tamu undangan yang biasanya diadakan di dalam gereja. Maka dari itu, untuk mengadakan upacara martumpol ini kebanyakan dari masyarakat Batak Toba yang beragama Kristen.
Martonggo Raja
Pada proses ini kedua pihak calon pengantin akan membahas perihal prosesi adat di hari H lebih rinci lagi. Semua anggota keluarga dilibatkan pada proses ini. Seluruh anggota keluarga akan dibagi-bagi tugasnya, seperti siapa yang bertugas untuk memberi dan menerima ulos, dan beberapa hal lain yang sudah disepakati dalam acara marhusip.
Manjalo Pasu-Pasu
Proses ini merupakan kegiatan pemberkatan pernikahan kedua pengantin yang dilaksanakan di gereja oleh pendeta. Setelah proses pemberkatan pernikahan selesai, maka kedua pengantin telah sah menjadi suami istri menurut gereja.
Sepulangnya dari gereja, kedua belah pihak akan mengadakan upacara adat Batak. Pada acara ini akan dihadiri oleh seluruh undangan dari pihak laki-laki maupun pihak perempuan.
Alaon Unjuk
Tidak hanya mendapatkan pemberkatan dari gereja, kedua pengantin juga harus memperoleh pemberkatan dari seluruh anggota keluarga, terutama orangtua. Pada proses pemberkatan ini disampaikan doa-doa sembari ditandakan dengan pemberian ulos.
Dialap Jual
Dialap jual memiliki arti jika pesta pernikahan diselenggarkaan di rumah pengantin perempuan, maka dilaksanakanlah acara membawa pengantin perempuan ke tempat mempelai laki-laki.
Ditaruhon Jual
Jika pesta pernikahan diselenggarakan di rumah pengantin laki-laki, maka pengantin perempuan dipersilahkan pulang ke tempat orangtuanya untuk kemudian diantar lagi oleh para namboru (saudara).
Paulak Une
Pada acara ini disebut juga sebagai acara untuk saling berkunjung antara kedua belah pihak keluarga. Biasanya pihak pengantin perempuan akan mengunjungi rumah dari keluarga pihak laki-laki terlebih dahulu, kemudian dilanjut dengan mengunjungi keluarga lain dari pihak perempuan. Kunjungan ini dilakukan beberapa hari setelah proses upacara pernikahan dilakukan.
Manjae
Manjae merupakan proses dipisah rumah dan penghasilannya ketika pengantin laki-laki dan perempuan sudah beberapa lama menjalani hidup rumah tangga. Jika laki-laki tersebut merupakan anak bungsu, maka akan mewarisi rumah orangtuanya.
Maningkir Tangga
Ini merupakan prosesi acara balasan dari pihak keluarga perempuan atas kunjungan pihak laki-laki, sekaligus untuk mengetahui keadaan sosial, ekonomi, dan spiritual pihak laki-laki yang sudah menikahi anaknya.
Nah, itulah penjelasan mengenai proses upacara pernikahan menggunakan adat Batak yang perlu kamu ketahui. Masyarakat Batak sendiri selalu menjaga warisan adat pernikahan tersebut agar bisa dilakukan oleh keturunannya.